Jumat, 31 Mei 2013

Sejarah Bank BAPINDO

Sejarah BAPINDO
Bank Pembangunan Indonesia (disingkat Bapindo) adalah sebuah bank pemerintah yang pernah ada di Indonesia. Bank ini dimerger dengan tiga bank lainnya pada Juli 1999 untuk membentuk Bank Mandiri.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara(BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia(Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri.
Pra-penggabungan Sebelum Menjadi Bank Mandiri
Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Pasca-penggabungan Setelah Menjadi Bank Mandiri
Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999.
Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat ‘’’legacy banks’’’. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, dimana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen ‘’’retail banking’’’.
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan ‘’’e-channel’’’ & produk retail dengan ‘’’Time to Market’’’ yang lebih baik.
Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah MandiriMandiri Sekuritas, danAXA Mandiri.
Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan ‘’’prudential banking’’’ & ‘’’best-practices risk management’’’, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan ‘’’four-eye principle’’’, dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah ‘’’corporate’’’ masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah ‘’’corporate’’’ mencakup 43,86% dari total kredit.
Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.
Slogan
Bank Terpercaya Pilihan Anda
Satu Hati, Satu Negeri, Satu Bank
Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik
2008-sekarang:
Terdepan, Terpercaya, Tumbuh bersama Anda
Menembus Batas Keinginan
 Menjawab Setiap Keinginan
2012-sekarang:
Apapun Keinginan Anda, Mandiri Saja Produk

Simpanan
·       Mandiri Tabungan Rupiah
·           Mandiri Tabungan Rencana Rupiah
·           Mandiri Tabungan Bisnis Rupiah
·           Mandiri Tabungan TKI Rupiah
·       Mandiri Tabungan Asing
·       Mandiri Giro Rupiah
·       Mandiri Giro Asing
·       Mandiri Deposito Rupiah
·       Mandiri Deposito Asing

E-Banking
·         Mandiri ATM
·         Mandiri Debit
·         Mandiri SMS
·         Mandiri Call
·         14000 atau (021) 5299-7777
·         Mandiri Internet Banking
·         Mandiri Mobile
·         Mandiri Mobile iPhone
·         Mandiri Mobile Android
·         Mandiri Mobile BlackBerry
·         Kartu Kredit
·         Mandiri MasterCard
·    Feng Shui Card Platinum
·    Skyz Card Titanium
·    Everyday Card
·         Mandiri Visa
·    Visa Platinum Golf Card
·    Visa Platinum Card
·    Golf Card
·    Gold Card
·    Silver Card
·    Kartu Hypermart Gold
·    Kartu Hypermart Regular
·    Platinum Corporate Card

·    Corporate Card

Tidak ada komentar:

Posting Komentar